Ahmad Fuadi
adalah seorang penulis, public speaker, dan wartawan. Beliau lahir tanggal 30
Desember 1972 di Nagari Bayur, Maninjau, Sumatera Barat. Alumni Hubungan
Internasional Universitas Padjadjaran ini sudah menghasilkan beberapa buku,
diantaranya : Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna, Rantau 1 Muara, dan Beasiswa 5
Benua, dan buku-bukunya tersebut masuk dalam jajaran buku “Best Seller”.
Selain
menjadi seorang penulis, Ahmad Fuadi juga menjadi seorang public speaker, terbukti dalam setiap ia memberikan seminar dan workshop tentang kepenulisan, secara
pribadi saya memang belum pernah mengikuti seminar atau workshop yang diisi beliau, tapi terlihat dari video-videonya yang
tersebar di youtube, memang sangat layak untuk dijadikan inspirator dalam
kepenulisan maupun berpublic speaking.
Dalam setiap
seminarnya yang saya lihat melalui video-videonya, Ahmad Fuadi selalu memberikan
sugesti pada audiens melalui mantra
tersaktinya terutama dalam seminarnya yang bertemakan beasiswa atau yang
lainnya, bagi yang sudah membaca atau menonton filmnya yang berjudul “Negeri 5
Menara” pasti tau, “Man Jadda Wa Jadda”
dan “Man Shabara Zhafira”. Ya, itu adalah mantra tersaktinya. Ahmad Fuadi memang
pada saat mengisi sebuah seminar atau workshop menekankan pada audiens jangan
takut untuk mempunyai impian besar, karena barang siapa yang bersungguh-sungguh
dan menjalaninya dengan kesabaran maka ia akan berhasil, sesuai dengan mantra yang tertera diatas.
Makadari itu
melalui tugas ini untuk memilih “Public
Figure” yang juga dianggap sebagai seorang “Public Speaker” saya memilih Ahmad Fuadi, karena passion beliau
lengkap dari seorang penulis buku, seorang public
speaker, bahkan wartawan, dan lagi dari seorang Ahmad Fuadi ialah, Sang
Penebar Inspirasi melaui kisah hidup yang ia jalani dengan mantra tersaktinya,
“Man Jadda Wa Jadda”.
Dalam jejak
perjalanan kepindidikannya pun penuh dengan inspirasi dari mulai mendapatkan
beasiswa full bright di Amerika dan UK, walaupun pada awalnya setelah lulus
dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) sempat terjadi beda pandangan dengan Ibunya,
menurut Ibunya agar melanjutkan ke Pesantren untuk memperdalam ilmu agama namun
Ahmad Fuadi ingin melanjutkan studinya ke SMA (Sekolah Menengah Atas) agar bisa
melanjutkan ke perguruan tinggi yang diimpikannya yaitu ITB (Institut Teknologi
Bandung), namun pada akhirnya Ahmad Fuadi pun luluh dengan Ibunya dan
melanjutkan ke Pondok Pesantren Gontor yang terletak di Jawa Timur, dari
situlah awal terjadinya kisah hidup yang hebat dari seorang Ahmad Fuadi.
(Penulis adalah Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, twitter @ARHakim_27)