Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku
adalah Damai.” “Namun manusia
tak mampu menjagaku, maka
lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau
mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin
memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi
memandang dan
mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan
membenci mereka yang mencintainya, membenci
keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut
akan kegelapan itu, ia berkata:
“Eh, apa yang terjadi ? Kalian harus tetap menyala, Aku takut
akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat
berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada
dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak
mengambil Lilin Harapan, lalu
menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada
dalam hati kita, dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi
apapun mampu menghidupkan
kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN.
- Bukan bikinan saya dan lupa akan sumbernya tulisan diatas ada dicatatan Facebook saya, jadi bagus untuk di tulis di Blog, karena berbagi itu indah kawan - :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar