Gembira
adalah kebalikan dari sedih, ia termasuk rintangan jiwa. Hanya gembira dengan
Allah yang menjadikan hati mampu memperoleh hakikat kehidupan.
Seorang hamba akan merasa gembira
jika sudah mendapatkan cinta Allah, dan cinta Allah akan bisa diraih dengan
ma’rifatullah (mengenal Allah). Cinta Allah ini akan menyingkap mendung
kegalauan, kegundahan, kesedihan, dan duka cita dari hati seorang hamba.
Allah
berfirman: “Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah itu
mereka gembira.” (Yunus:58).
Kegembiraaan dengan karunia dan rahmat Allah
itu mengikuti kegembiraan dengan Allah Ta’ala. Orang mukmin berbahagia dengan
Rabbnya melebihi semua bentuk kegembiraan yang ada. Sesungguhnya hati jika
mendapatkan nikmat-Nya kebahagiaan seperti di atas, ia akan terpancar dalam
guratan wajahnya.
Demikianlah dengan gamblang Ibnu
Qayyim membeberkan kepada kita metode terbaik untuk mentarbiyah perasaan cinta,
hingga perasan ini mampu mengendalikan semua instink yang menurut beliau
disebut penghalang-penghalang jiwa, yang akhirnya semua instink tersebut
bergerak dan menghadap kepada apa yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala.
Menurut beliau, termasuk wasilah
yang mampu menghantarkan hati meraih kebahagiaan dan kegembiraan, dan akan
melapangkan dada adalah ihsan (perbuatan baik). Beliau berkata, Ihsan akan
membahagiakan hati dan melapangkan dada, mendatangkan nikmat dan mengusir
bencana. Sebaliknya meninggalkan ihsan (kebaikan) akan mendatangkan kesedihan, kegundahan
dan kesempitan dalam hati. Beliau berkata, Sebaliknya, meninggalkan ihsan akan
mengakibatkan kesempitan dan kegundahan hati serta akan menghalangi sampainya
nikmat ke dalamnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan ihsan
adalah memenuhi hak badan dan mendermakan harta kepada yang memerlukan. Yang
demikian itu beliau jelaskan ketika sedang mengupas tentang hakikat pengecut
dan bakhil, beliau berkata, Pengecut adalah meninggalkan ihsan terhadap badan,
sedang bakhil ialah meninggalkan ihsan terhadap harta. Sesungguhnya pengecut
dan bakhil adalah dua hal yang selalu bergandengan. Adapun ihsan pengertiannya
adalah, Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau
tidak melihat-Nya, Dia melihatmu. Wallahu ‘Alam. (Dari Redaksi
Media Islam Indonesia)
- Semoga Bermanfaat -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar