SELAMAT DATANG, SEMOGA BERMANFAAT.

Jumat, 29 Mei 2015

Menggapai Jiwa dan Hati Yang Gembira (Al-Farah)




Gembira adalah kebalikan dari sedih, ia termasuk rintangan jiwa. Hanya gembira dengan Allah yang menjadikan hati mampu memperoleh hakikat kehidupan. 

Seorang hamba akan merasa gembira jika sudah mendapatkan cinta Allah, dan cinta Allah akan bisa diraih dengan ma’rifatullah (mengenal Allah). Cinta Allah ini akan menyingkap mendung kegalauan, kegundahan, kesedihan, dan duka cita dari hati seorang hamba. 

Allah berfirman: “Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah itu mereka gembira.” (Yunus:58).

Kegembiraaan dengan karunia dan rahmat Allah itu mengikuti kegembiraan dengan Allah Ta’ala. Orang mukmin berbahagia dengan Rabbnya melebihi semua bentuk kegembiraan yang ada. Sesungguhnya hati jika mendapatkan nikmat-Nya kebahagiaan seperti di atas, ia akan terpancar dalam guratan wajahnya.

Demikianlah dengan gamblang Ibnu Qayyim membeberkan kepada kita metode terbaik untuk mentarbiyah perasaan cinta, hingga perasan ini mampu mengendalikan semua instink yang menurut beliau disebut penghalang-penghalang jiwa, yang akhirnya semua instink tersebut bergerak dan menghadap kepada apa yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala.

Menurut beliau, termasuk wasilah yang mampu menghantarkan hati meraih kebahagiaan dan kegembiraan, dan akan melapangkan dada adalah ihsan (perbuatan baik). Beliau berkata, Ihsan akan membahagiakan hati dan melapangkan dada, mendatangkan nikmat dan mengusir bencana. Sebaliknya meninggalkan ihsan (kebaikan) akan mendatangkan kesedihan, kegundahan dan kesempitan dalam hati. Beliau berkata, Sebaliknya, meninggalkan ihsan akan mengakibatkan kesempitan dan kegundahan hati serta akan menghalangi sampainya nikmat ke dalamnya.

Sedangkan yang dimaksud dengan ihsan adalah memenuhi hak badan dan mendermakan harta kepada yang memerlukan. Yang demikian itu beliau jelaskan ketika sedang mengupas tentang hakikat pengecut dan bakhil, beliau berkata, Pengecut adalah meninggalkan ihsan terhadap badan, sedang bakhil ialah meninggalkan ihsan terhadap harta. Sesungguhnya pengecut dan bakhil adalah dua hal yang selalu bergandengan. Adapun ihsan pengertiannya adalah, Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, Dia melihatmu. Wallahu ‘Alam. (Dari Redaksi Media Islam Indonesia)

Disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info

- Semoga Bermanfaat -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar